Your Ad Here

Tuesday, June 5, 2007

[blogs | fadliwae | info] Kabel UTP Belum (Akan) Mati

Kebangkitan kabel UTP menjadi salah satu topik menarik pada ajang Interop 2007 belum lama berselang. Ajang itu sendiri diselenggarakan tanggal 20 sampai 25 Mei 2007 di Mandalay Bay Convention Centre, Las Vegas.

Ide acara Interop adalah membuat satu acara dimana para teknisi bergabung untuk mencoba suatu alat atau sistem yang dapat saling berbicara dengan lancar (interopability) dan jika tidak mampu berbicara, dicarikan solusinya. Diprakarsai oleh Metro Ethernet Forum yang terdiri dari lebih 115 perusahaan menengah-besar dalam telekomunikasi, perangkat network seperti Nortel, Alcatel-Lucent, Avaya, Avocent, Juniper dan lainnya.

Tampaknya di masa depan semua telekomunikasi akan menggunakan kabel ethernet. Karena kini di banyak negara, seorang pelanggan dapat mengakses banyak operator melalui bermacam saluran kabel dari vendor yang berbeda sistemnya. Kanada, Amerika dan Eropa terdiri dari 8 perusahaan penyedia jaringan, 7 perusahaan pemasok perangkat keras, 9 jenis tagihan dari operator yang berbeda, 12 akses fibre optic dan 16 pasang kawat tembaga untuk saling menyambung.

Dengan teknologi Metro Ethernet, semuanya menjadi hanya satu jenis kabel dan satu jenis perangkat yang dapat saling berbicara melalui sistem yang dikenal dengan nama VPN (Virtual Private Network).

Dengan sistem berbasis MPLS, yang saat ini dipakai juga oleh PT Telkom Indonesia, maka berbagai aplikasi dapat jalan diatasnya secara bersamaan. Aplikasi tersebut seperti ERP, CRM, VoIP, Video, E-Learning dan e-Medicine, disamping Internet yang sudah banyak dipakai. Pada saat semua sudah tersambung inilah, Amerika dan kita di Indonesia membutuhkan perangkat-perangkat yang dapat melindungi satu jaringan dari serangan virus atau para hacker atau cracker.

Seberapa cepat teknologi ini dapat ‘turun’ ke Indonesia? Ini merupakan pertanyaan yang susah-susah gampang dijawab. Sebab sejumlah perusahaan besar semacam Lucent, Nortel atau lainnya, dapat dipastikan tak akan mau kalah untuk masuk ke suatu negara, seperti Indonesia misalnya, yang infrastrukturnya sudah kadaluwarsa dan harus segera diganti.

Bayangkan kalau hanya satu kabel masuk ke rumah kita, lalu dari satu
kabel tersebut kita akan dapat menyambung ke puluhan perangkat yang berbeda, baik jenisnya maupun operatornya.

No comments: