Your Ad Here

Tuesday, September 11, 2007

[fadliwae | Fadli Wdt Blog] Puasa

Ada sebuah hadist yang sangat populer yang sering kita dengar dalam setiap ceramah Ramadhan:

“Berapa banyak orang menjalankan puasa, akan tetapi hanya mendapatkan rasa haus dan lapar …” ( shahih)

Abu Hurairaah ra berkata :

Rasulullah Saw. bersabda: “jika kamu sedang puasa, maka jangan berkata keji, dan jangan ribut (marah) dan jika ada orang memaki atau mengajak berkelahi, hendaklah diberi tahu : saya sedang berpuasa.” ( Bukhari, Muslim)

Abu Hurairah ra. Berkata:

Bersabda Nabi Saw. “siapa yang tidak suka meninggalkan kata-kata dusta, dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak membutuhkan dari padanya, puasa meninggalkan makan dan minumnya” ( Bukhari )

Dari penjelasan hadist diatas, sudah dapat dipastikan bahwa Allah tidak menerima puasanya orang yang sekedar menahan rasa lapar dan haus … dan Allah tidak menerima puasanya orang yang masih berkata keji dan dusta.

Kalau kita perhatikan, disamping perlakuan syari’at secara fisik Allah sangat mengutamakan syari’at rohani. Karena rohani merupakan kenyataan diri yang sejati, sehigga kita diwajibkan untuk berkata jujur, berhati bersih, jernih, dan tidak memperturutkan hawa nafsu yang selalu berkecenderungan kedalam nista.

Saya akan mengajak anda untuk mengikuti rangkaian perjalanan rohani yang berpuasa!

Mula-mula anda diperintahkan untuk meninggalkan makan, minum, bersetubuh (jimak). Selanjutnya dilarang berkata dusta, dengki, … dan perbuatan yang palsu. Setelah anda lakukan peredaman terhadap aktivitas gejolak fisik, selama satu bulan penuh. Apa yang anda rasakan, … adalah redamnya gejolak (nafsu) yang kemudian mengakibatkan loncatan kesadaran dari kesadaraan fisik berubah menjadi kesadarah jiwa sejati, atau secara umum dikatakan kembali kepada fitrah (idul fitri) …

Adakah pengalaman yang serupa dengan puasa ? Ialah saat anda menjelang tidur, dimana aktivitas fisik sudah mulai mereda, … saat farji sudah tidak lagi bernafsu terhadap wanita, … saat mulut sudah tidak ingin makan dan bicara, … saat telinga tidak ingin mendengarkan sesuatu, … saat pikiran istirahat merekam aktivitas. Dan saat itulah roh anda lepas, memasuki kesadaran di alam mimpi. Anda tidak akan bisa memasuki alam ini jika tidak melalui proses peredaman fisik (hampa aktivitas fisik). Begitu juga halnya dengan puasa, … yang diawali dengan peredaman-peredaman emosional yang bergejolak selama satu bulan lamanya.

Jika anda mengerti tujuan puasa adalah kembali kepada kesadaran sejati (aku), maka anda akan memasuki kesadaran baru yaitu kesadaran roh suci seperti bayi …itulah kesejatian …itulah aku yang hakiki yang tidak pernah bohong, yang selalu mengikuti kehendak-kehendak Ilahi

(qulil ruh min amri rabbi), … katakan bahwa roh adalah selalu mengikuti amar-amar Tuhanku. ( QS. Al Isra’:85)

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan menurut fitrah itu (QS. Ar Rum:30)

Kalau anda menyadari sebagai ruh yang suci (fitrah)..maka perilaku anda akan sesuai dengan fitrah Allah, yaitu baik yang ditulis dalam Alqur’an maupun yang berupa sunnatullah (kauniyah). Inilah tujuan puasa, … yaitu kembali kepada fitrah sejati …

Sadari bahwa diri anda yang sejati (roh) tidak pernah tidur..tidak pernah makan, … tidak mati … sehingga Tuhan perlu menyadarkan kita dengan jalan berpuasa di bulan Ramadhan. Seolah Dia berkata jadilah dirimu yang sejati (fitrah) karena dirimu yang sejati adalah roh yang dihembuskan dari Rabb-Nya..yang terjaga kesuciannya, …

jangan engkau menjadi kotor akibat kenistaan badanmu (QS. Al hijr : 28-29). Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya karena ia akan mendapat ilham ketaqwaan (QS. Asy syams :7-9)

Setelah anda terbebas (bersih) dari pengaruh fisik suasana menjadi sangat hening dan damai, yang lebih dominan sekarang adalah kata hati yang suci yang selama ini tenggelam sehingga dikatakan dia sebagai suara hati yang kecil … sebutan suara hati kecil itu sebenarnya adalah sejati diri kita, yang sering berlawanan dengan keinginan nafsu, dan nafsulah yang banyak mengendalikan gerakan tubuh kita selama ini. Untuk itulah Allah menggembleng jiwa kita untuk memunculkan rasa jati yang selalu mengajak kepada kebaikan. Jika hal ini berhasil … perilaku anda secara otomatis menjadi baik tanpa direkayasa oleh pikiran dan keinginan. Karakter itu mengalir tanpa ada usaha kita.

Inilah lailatul qadar, yang ditunggu-tunggu seluruh ummat,

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alqur’an) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ( QS. Al Qadr : 1-5)

Idul fitri, … adalah terbebasnya diri sejati dari pengaruh syawat, sehingga dirayakan menjadi hari kemenangan. Akan tetapi kadang kita menjadi salah kaprah terhadap peristiwa kemenangan jiwa dalam kebebasan dari pengaruh syahwat, yaitu berpesta pora kembali memenuhi keinginan syahwat. Namun jika anda betul-betul telah kembali suci maka akan tampak …dalam diri anda perubahan yang sangat luar biasa ….anda menjadi sangat baik … ikhlas dalam segala hal … menerima segala keputusan Allah, … dan terasa kesejukan iman mengalir dalam aliran darah. Hal ini anda bisa coba pada kesempatan Ramadhan akan datang, sehingga tulisan saya bukanlah sebuah cerita dongeng yang tidak bisa dipertanggung jawabkan … namun anda benar-benar akan bisa merasakan secara langsung, tanpa rekayasa !!

Sungguh dahsyat getaran iman itu sampai terbit fajar, … anda tidak akan kuasa merasakan getaran taqwa yang turun dari Allah menyinari hati yang dibawa oleh para malaikat yang suci … anda benar-benar berubah … roh anda rela terhadap Tuhan serela-relanya

Karya Abu Sangkan Paraning Wisesa (milist dzikrullah)

“Allohumma A’inni Ala Dzikrillah Wa Syukrika Wa Husni Ibadatik”.
“Ya Allah ajari hamba untuk selalu ingat kepadaMu, ajari hamba untuk selalu bersyukur kepadaMu dan ajari hamba untuk beribadah yang baik kepadaMU

No comments: